HEADLINE NEWS

Biaya Bahan Baku

On August 30, 2020

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.  Latar Belakang

Pemahaman mengenai biaya penting sekali karena penerapan biaya yang tepat dapat digunakan untuk membantu proses perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan ekonomi. Ketidaktepatan atau kesalahtafsiran biaya, bisa berakibat pembuatan keputusan yang kurang tepat. Sebelum kita mengetahui macam-macam biaya dan penggolongannya, terlebih dahulu harus mengerti tentang arti biaya tersebut.

Pengertian biaya menurut R.A Supriyono (1987 : 185). Biaya didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa. Dengan kata lain biaya adalah harga perolehan barang atau jasa yang diperlukan oleh organisasi. Sedangkan menurut Harnanto (1992 : 24) mengatakan sebagai berikut: Biaya adalah jumlah uang yang dinyatakan dari sumber-sumber ekonomi yang dikorbankan untuk mendapatkan sesuatu atau mencapai tujuan tertentu. Dari pengertian di atas terdapat empat unsur pokok dalam definisi biaya yang biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomis, diukur dalam satuan uang, jumlahnya dipengaruhi oleh transaksi dan pengorbanan untuk tujuan tertentu.

 

B.  Rumusan Masalah

  1. Apa Pengertian Biaya Bahan Baku?
  2. Bagaimana Perolehan dan Penggunaan Bahan Baku?
  3. Bagaimana Pembelian Bahan Baku?
  4. Bagaiamana Formulir Pembelian?
  5. Apa itu Penerimaan?
  6. Bagaimana Persetujuan Faktur dan Pemrosesan Data?
  7. Bagaiamana Perolehan Biaya Bahan Baku?
  8. Apa Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku?

 BAB II

PEMBAHASAN

 

A.  Pengertian Biaya Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang diolah perusahaan manufaktur dapat diproleh dari pembelian lokal, impor, atau dari pengelolaan sendiri. Di dalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian, pergudangan, dan biaya-biaya perolehan lain. Timbul masalah mengenai unsur biaya apa saja yang diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku yang dibeli.

Biaya bahan baku merupakan komponen biaya yang terbesar dalam pembuatan produk jadi. Dalam perusahaan manufaktur, bahan baku diolah menjadi produk jadi dengan mengeluarkan biaya konversi. Bahan yang digunakan untuk produksi diklasifikasikan menjadi bahan baku (bahan langsung) dan bahan pembantu (bahan tidak langsung). Bahan langsung yaitu bahan yang digunakan untuk produksi yang dapat diidentifikasikan ke produk. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya utama (prime cost) yang dibebankan kepada persediaan produk dalam proses. Bahan tidak langsung meliputi semua bahan yang bukan merupakan bahan baku. Biaya bahan tidak langsung dibebankan pada biaya overhead pabrik saat bahan tersebut digunakan untuk produksi.[1]

 

B.  Perolehan dan penggunaanbahan baku

Proses produksi dan kebutuhan bahan baku bervariasi sesuai dengan ukuran dan jenis industry dari perusahaan, pembelian dan penggunaan bahan baku biasanya meliputi langkah-langkah :

1.         Untuk setiap produk atau variasi produk, insinyur menentukan rute (routing) untuk setiap produk, yang merupakan urutan orprai yang dilakukan, dan sekaligus menetapkan daftar bahan baku yang diperlukan, yang merupakan daftar kebutuhan bahan baku untuk setiap langkah dalam urutan operasi tersebut.

2.         Anggaran produksi (production budget) menyedikan rencana utama, darimana rincian mengenai bahan baku dikembangkan.

3.         Bukti permintaan pembelian atau (purchase requisition) menginformasikan agen pembelian mengenai jumlah dan jenis bahan baku yang dibutuhkan.

4.         Pesanan pembelian (purchase order) merupakan kontrak atas jumlah yang harus dikirimkan.

5.         Laporan penerimaan (receiving report) mengesahkan jumlah yang diterima, dan mungkin juga melaporkan hasil pemeriksaan dan pengujian mutu.

6.         Bukti permintaan bahan baku (material requisition) memberiakan wewenang bagi gudang untuk mengirimkan jenis dan jumlah tertentu dari bahan baku ke department tertentu pada waktu tertentu.

7.         Kartu catatan bahan baku ( material record card ) mencatat setiap penerimaan dan pengeluarandari setiap jenis bahan baku dan berguna sebagai catatan persediaan perpetual.

 

C.  Pembelian bahan baku

Dalam oraganisasi besar, pembelian bahan baku biasanya dilakukan oleh departemen pembelian, yang dikealai oleh agen pembelian. Adapun tugas dari departemen pembelian adalah :

  1. Menerima bukti permintaan pembelian atas bahan baku, perlengkapan dan peralatan.
  2. Menyimpan informasi mengenai sumber pasokan harga dan jadwal pengapalan serta penghantaran.
  3. Membuat dan menempatkan pesanan pembelian.
  4. Mengatur pelaporan diantara departemen pembelian, penerimaan dan akuntansi.[2]

 D.  Formulir pembelian

Formulir utama yang diperlukan dalam pembelian adalah bukti permintaan pembelian dan pesanan pembelian:

1.         Bukti permintaan pembelian : Bukti permintaan pembelian berasal dari (a) karyawan bagian gudang yang mengetahui jumlah persediaan telah mencapai titik pemesanan kembali (b) Karyawan bagian riset, insinyur, ataupun penyelia maupun karyawan departemen lain yang memerlukan bahan baku khusus. (c) program computer yang dirancang untuk meningkatkan department pembelian kapan diperlukan pengisian kembali persediaan. Setiap kopian dari bukti permintaan pembelian tetap dpegang oleh si pembuat, dan aslinya dikirimkan ke departement pembelian untuk dieksekusi. Catatan-catatan ini dapat berada dalam bentuk elektronik atau kertas.

2.         Pesanan pembelian. Pesanan pembelian yang ditandatangani oleh agen pembelian atau pihak yang berwenang lainnya, memberikan wewenang kepada pemasok untuk mengirimkan barang yang telah ditentukan dalam jumlah yang juga telah ditentukan sesuai dengan persyaratan yang disepakati, pada waktu dan tempat terntu. Untuk mempermudahkan, formulir pemesanan milik pemasok dapat digunakan. Namun pada prakteknya, formulir pesanan pembelian dibuat oleh perusahaan pembeli, dan formulir terebut dibuat sesuai dengan kebutuhan terentu si pembeli

3.         Electronic data interchange. electronic data interchange adalah pertukaran informasi transaksi antara computer uatu peruahaan dengan computer perusahaan lain. Hal ini merupakan langkah untuk mencapai lingkungan bisnis tanpa batas (paperless) dengan cara menghilangkan sebanyak mungkin dokumen kertas.

 

E.  Penerimaan

Departement penerimaan berfungsi :

1.      Membongkar bahan baku yang rusak.

2.      membandingkan jumlah yang diterima dengan daftar perusahaan perkapalan (shippers packing list)

3.      mencocokan bahan baku yang diterima dengan deskripsi dalam pesanan pembelian.

4.      membuat laporan penerimaan.

5.      memberitaukan kepada department pembelian mengenai perbeaan yang ditemukan

6.      mengatur pemeriksaan apabila diperlukan.

7.      memberitahukan kepada department pengantaran dan department pembelian mengenai kerusakan yang terjadi selama bahan baku tersebut dalam perjalanan

8.      mengirimkan bahan baku yag diterima kelokasi yang sesuai.

Laporan penerimaan menunjukan nomor pesanan pembelian, omor akun yang akan dibebankan, nama pemasok, rincian mngenai transortasi, serta jumlah dan jenis barang yang diterima. Laporan tersebut juga menyediakan ruang bagi department pemeriksaan untuk menuliskan persetujuaannya atas kiriman tersebut maupun jumlah yang ditolak dan alas an penolakan.

 

F.   Persetujuan Faktur Dan Pemrosesan Data

Persetujuan faktur adalah penting bagi pengendalian bahan baku, karena proses tersebut memverivikasi bahwa barang telah diterima sesuai dengan pesanan dan pembelian dapat dilakukan. Pada saat bahan baku sama di departement penerimaan, perusahaan biasanya juga menerima faktur dari pemasok.

Faktur dan satu salinan pesanan pembelian disimpan di department akuntansi. Saat laporan penerimaan dan pemeriksaan diterima, laporan penerimaan, pesanan pembelian dan faktur dibandingkan dalam hal jenis bahan baku, jumlah, harga, diskon, persyaratan kredit, instruksipengiriman, dan persyaratan lainnya.jika faktur sesuai (atau disesuaikan dengan memo debit atau kredit untuk barang yang ditolak, untuk barang yang kekurangan atau kelebihan jumlahnya, dan seterusnya), klerek faktur memberikan persetujuan dan melampirkannya ke pesanan pembelian dan laporan penerimaan untuk pembuatan vocucher. Data voucher dijurnal, diposting ke buku pembantu, dan dimasukan kejurnal pembayaran kas sesuai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran. Transaksi pembelian memengaruhi akun pengendalian dan akun buku pembantu.Dibeberapa perusahaan, departemen pembelian memiliki fungsi tambahan yaitu menyetujui pembayaran atas setiap faktur yang diterima dari pemasok.

 

G. Biaya Perolehan Bahan Baku

Harga yang tercantum dalam faktur pemasok dan bahan transportasi adalah biaya pembelian barang yang paling jelas terlihat. Sementara, biaya yang tidak terlalu jelas keliatan adalah biaya yang dapat disebut biaya akuisisi, yaitu biaya untuk , melakukan fungsi pembelian, penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, penyimpanan, dan akuntansi.

1.         Diskon pembelian. Diskon perdagangan dan diskon pembelian dalam jumlah besar biasanya tidak dicatatat oleh catatan akuntansi mana pun. Melainkan, keduanya diperlukan sebagai pengurangan harga. Yaitu, harga yang dibayar ke pemasok dicatat pada harga sesudah diskon.

2.         Beban Angkut Pembelian (Freight-In). Beban angkut pembelian jelas merupakan biaya bahan baku, tetapi dapat muncul beberapa kesulitan praktis dalam akuntansi untuk biaya ini.

3.         Biaya akuisisi dibebankan. Jika biaya bahan baku akan memasukan biaya akuisisi, maka suatu tarif pembebanan tertentu dapat dikenakan ke setiap faktur dan setiap item, daripada membedakan biaya ini ke overhead pabrik.

4.         Perhitungan biaya persediaan untuk pajak penghasilan. Tax Reform Act tahun 1986 memasukan persyaratan perhitungan biaya persediaan yang baru.Aturan kapitalisasi yang seragam mengharuskan dikapitalisasinya beberapa biaya tertentu kedalam nilai persediaan.Padahal tadinya, biaya-biaya tersebut dapat dibedakan. Banyak kategori biaya, seperti tenaga kerja yang melakukan pengerjaan kembali, bahan baku sisa dan barang rusak, pembelian bahan baku, pergudangan, administrasi pabrik, gaji karyawan kantor yang berhubungan dengan jasa produksi, serta kelebihan biaya penyusutan diluar nilai yang dihitung untuk pelaporan keuangan, sekarang harus dikapitalisasi kedalam nilai persediaan untuk tujuan tersebut.

 

H.  Metode Pencatatan  Biaya Bahan Baku

Ada dua macam metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi: metode mutasi persediaan (perpetual inventory method) dan metode persediaan fisik (fisycal inventory method).

1.        Dalam metodemutasi persediaan, setiap mutasi bahan baku dicatatat dalam kartu persediaan. Dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan bahan baku dari pembelian saja yang dicatatat, sedangkan mutasi berkurangnya bahan baku karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan. Untuk mengetahui beberapa biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi, harus dilakukan dengan cara menghitung sisa persediaan bahan baku yang masih ada di gudang pada akhir periode akuntansi. Harga pokok persediaan awal bahan baku ditambah dengan harga pokok bahan baku yang dibeli selama periode dikurangi dengan harga pokok persediaan bahan baku yang masih ada pada akhir periode merupakan biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi selama periode yang bersangkutan.[3]

2.        Metode persediaan fisik adalah cocok digunakan dalam penentuan biiaya bahan baku dalam perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok proses. Metode mutasi persediaan adalah cocok digunakan dalam perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok pesanan.

 

 BAB III

PENUTUP

 

A.  Kesimpulan

Biaya bahan baku merupakan komponen biaya yang terbesar dalam pembuatan produk jadi. Dalam perusahaan manufaktur, bahan baku diolah menjadi produk jadi dengan mengeluarkan biaya konversi. Bahan yang digunakan untuk produksi diklasifikasikan menjadi bahan baku (bahan langsung) dan bahan pembantu (bahan tidak langsung).

Bahan langsung yaitu bahan yang digunakan untuk produksi yang dapat diidentifikasikan ke produk. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya utama (prime cost) yang dibebankan kepada persediaan produk dalam proses. Bahan tidak langsung meliputi semua bahan yang bukan merupakan bahan baku. Biaya bahan tidak langsung dibebankan pada biaya overhead pabrik saat bahan tersebut digunakan untuk produksi.

 

B.  Saran

Kami sadar betul dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran  yang membangun, supaya kami bisa berbuat lebih baik lagi selanjutnya

 

DAFTAR KEPUSTAKAAN

 

Drs. Mulyadi, M.Sc (1980). Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok Produk. BPFE. Edisi 3.

Drs. Mulyadi, M.Sc. Akuntansi Biaya. Edisi ke 5. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta: UPP – STIM YKPN, 2009

R.A. Supriyono. (1999). Akuntansi Biaya Buku I: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. Yogyakarta: BPFE. Edisi 2. Cetakan Ke XII.

            http://ernanana88.blogspot.com/2010/03/pengertian-biaya-standar.html

pksm.mercubuana.ac.id/new/.../files.../93004-11-155255308450.doc

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/12/prosedur-penentuan-biaya-standar-2/



[1]Supriyono.). Akuntansi Biaya Buku I: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. (Yogyakarta: BPFE. Edisi 2. Cetakan Ke XII,1999)

[2]Mulyadi,Akuntansi Biaya. Edisi ke 5. Universitas Gadjah Mada, (Yogyakarta: UPP – STIM YKPN, 2009)

[3]Mulyadi, Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok Produk. (BPFE. Edisi 3, 1980).