METODOLOGI STUDI ISLAM
Tentang :
Islam dan Agama-agama Lain di Dunia
Oleh
Tomy Ade Yandra
Dosen Pembing :
Drs. H.
Martunus Wahab, M.PdI
Dewi Sartika,
S.Fil, M.PdI
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM JURUSAN TARBIYAH INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN 1438 H / 2016 M
KATA
PENGANTAR
الحمدلله رب العالمين
و الصلاة و السلام
على سيدنا محمد و على
اله وأصحابه اجمعين
Alhamdulillah,
puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. atas rahmat dan karunia-nya
jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini pada mata kuliah “Metodologi Studi Islam” yang
berjudul : “Islam dan Agama-agama Lain di Dunia”.
Salawat dan
salam kedapa junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing umat
manusia dari kejahilan kepada alam kebenaran, dan Semoga isi dan makna yang
terkandung dalam Makalah ini dapat membantu proses perkuliahan kita pada mata
kuliah ini.
Penulis juga
menyadari bahwa Makalah ini tidak luput dari segala kekurangan, untuk itu
kritik dan saran dari Dosen Pembimbing dan Forum diskusi demi kesempurnaaan
Makalah ini dan menjadi pedoman selanjutnya bagi penulis.
Kerinci, 27 September 2016
Penulis,
Dto
Kelompok I
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama............................................................................................. 2
B. Asal Usul Agama .............................................................................................. 3
C. Islam dan Agam Lain di Dunia ........................................................................ 5
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................................................ 10
B.
Saran ................................................................................................................. 10
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
MASALAH
Agama merupakan kepercayaan manusia dalam membekali kehidupan di
akhirat dan sebagai pedoman hidup. Ajaran tuhan yang Kebenaran agama adalah
mutlak kebenarannya yang bersifat universal. Di dalam kehidupan duniawi ini
terdapat banyak agama yang ada, namun di dalam pemilihan agama tersebut
terdapat bermacam-macam agama.
Tentang persoalan pemilihan atau memeluk agama itu tergantung
dengan kepercayaan masing-masing. Tetapi pada zaman sekarang tentang pemilihan
atau memeluk agama selain dengan kepercayaan terdapat juga faktor dari pada
dimana manusia itu dilahirkan, jika ia lahir di keluarga Islam maka ia akan
memeluk agama Islam begitu juga dengan yang lainnya. Tetapi hal ini juga
kadang-kadang antara orang tua dan anak terjadi perbedaan agama, sebab itu
semua tergantung dengan kepercayaan masing-masing.
Islam merupakan agama yang paling banyak dianut di Indonesia,
disamping Islam juga terdapat beberapa agama yang terdiri dari hindu, budha, kristen,
katolik dan lain sebagainya. Bukan hanaya di Indonesia di dunia juga terdapat
berbagai macam agama yang dianut oleh manusia. Di dalam pembahasan makalah ini
kami akan mencoba membahas tentang “Islam dan Agama-agama lain di dunia”.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
apa pengertian agama?
2.
Apakah fungsi agama?
3.
Bagaimanakah penjelasan Islam dan
Agama-agama lain di dunia?
C.
TUJUAN
PENULISAN
1.
Memahami tentang pengertian agama
2.
Mengetahui serta memahami fungsi
dari agama
3.
Mengetahui agama-agama apa saja yang
ada di dunia
4.
Sebagai bahan diskusi dan memenuhi
tugas pada mata kuliah Metodologi Studi Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Agama
Merumuskan defenisi agama merupakan bagian dari problema mengkaji
agama secara ilmiah. Banyaknya definisi tentang agama mengaburkan apa yang sebenarnya
hendak kita pahami dengan agama. Bila kita ikuti rumusan-rumusan itu, ada empat
pola mendefinisikan agama yang dijelaskan di dalam buku Adeng Muchtar Ghazali,
yaitu:
1.
Melalui pola akar kata (Working
Defenition)
Melalui pola
akar kata (Working Defenition) mencaripengertian agama melalui pelacakan
terhadap akar maknanya. Misalnya, istilah agama berasal dari bahasa sanskerta A
yang berarti tidak dan Gama yan berarti kacau. Dengan demikian,
agama berarti aturan atau tatanan untuk mencegah kekacauan dalam kehidupan
manusia. Dalam bahasa adalah Religion yang berakar pada kata latin Relegere
yang berarti membaca ulang dan Religere yang berarti mengikat
erat-erat.[1]
2.
Melalui pola paradigma
Adapun pola
paradigma lebih bersifat praktis. Pola ini lebih digunakan untuk mengatasi
kesulitan pendefinisian secara deskriptif melalui penunjukan langsung terhadap konkret yang disebut para digma.
Disamping itu, pola ini memberi jalan pendefinisian melalui peninjukan langsung
pada bentuk-bentuk agama yang kita kenal. Dengan demikian, terhadap pertanyaan
apa itu agama, pola ini akan memberikan jawaban agama adalh seperti hindu,
budha, yahudi, kristen, Islam, dan sebagainya.[2]
3.
Pola Tactical Definition
Sebutan yang
diajukan oleh C.S. Lewis, adalah sejenis ungkapan ataupun perlambang yang sama
sekali tidak merujuk pada pengertian isltilah yang dimaksud dan biasanya
dimaksudkan untuk memunculkan kontroversi.
Agama adalah nafas dari makhluk yang tertindas, hati dari dunia yang tak
berhati, jiwa dari kebekuan yang tak bernyawa, candu masyarakat; Jhon David
Garcia menyebutnya sebagai penindas kemerdekaan dan perusak kesadaran manusia.
Sebaliknya, seorang Rasionalis Prancis, Solomon Raenarch, memahami agama
sebagai sejenis sopan santun yang mengekang kebebasan kemanusiaan kita.[3]
Sedangkan
pendapat lain menjelaskan bahwa Agama adalah seperangkat doktrin, kepercayaan,
atau sekumpulan norma dan ajaran tuhan yang bersifat universal dan mutlak
kebenarannya.[4]
Dari sudut sosiologi, agama
adalah tindakan-tindakan pada suatu sistem sosial dalam diri orang-orang yang
percaya pada suatu kekuatan tertentu (yang supra natural) dan berfungsi agar
dirinya dan masyarakat keselamatan. Agama merupakan suatu sistem sosial yang
dipraktekkan masyarakat; sistem sosial yang dibuat manusia (pendiri atau pengajar
utama agama) untuk berbhakti dan menyembah Ilahi. Sistem sosial tersebut
dipercayai merupakan perintah, hukum, kata-kata yang langsung
datang dari Ilahi agar manusia mentaatinya. Perintah dan kata-kata tersebut
mempunyai kekuatan Ilahi sehingga dapat difungsikan untuk mencapai atau
memperoleh keselamatan (dalam arti seluas-luasnya) secara pribadi dan
masyarakat.[5]
Dari sudut kebudayaan, agama
adalah salah satu hasil budaya. Artinya, manusia membentuk atau menciptakan
agama karena kemajuan dan perkembangan budaya serta peradabannya. Dengan itu,
semua bentuk-bentuk penyembahan kepada Ilahi (misalnya nyanyian, pujian,
tarian, mantra, dan lain-lain) merupakan unsur-unsur kebudayaan. Dengan
demikian, jika manusia mengalami kemajuan, perubahan, pertumbuhan, dan
perkembangan kebudayaan, maka agama pun mengalami hal yang sama. Sehingga
hal-hal yang berhubungan dengan ritus, nyanyian, cara penyembahan (bahkan
ajaran-ajaran) dalam agama-agama perlu diadaptasi sesuai dengan sikon dan
perubahan sosio-kultural masyarakat.[6]
Dari berbagai
pola pengertian agama diatas dan menurut penulis bahwa Agama adalah kepercayaan
akan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan hukum yang diwahyukan kepada utusan-Nya untuk
kebahagiaan hidup manusia didunia dan Akhirat.
B.
Asal usul Agama
Ada dua teori pokok tentang asal usul agama, yaitu Pertama bersumber
pada ajaran-ajaran agama wahyu; bahawa asal muasal agama adalah dari tuhan yang
diturunkan kepada manusia. Kedua, Tinjauan teoritis yang lebih menitik
beratkan pada tinjauan antropologis, sosiologis, historis maupun psikologis
yang intinya sama, yaitu agama merupakan fenomena sosial, kultural, atau
spiritual yang mengalami evolusi dan dari bentuknya yang sederhana (primitif
atau natural religion). Kebentuk yang lebih sempurna seperti yang dijumpai
sekarang.[7]
Kajian tentang sejarah
agama-agama dari aspek asal-usul agama telah banyak dikaji dan telah melahirkan
teori-teori tentang asal-usul agama-agama. Prof.H.A. Mukti Ali mengemukakan
beberapa teori tentang asal-usul agama. Menurut beliau teori tentang asal usul
agama itu paling tidak ada 3 macam teori :
1.
Teori Evolusi
Ilmuan agama
juga menggunakan teori evolusi dalam mencari asal-usul agama. Kekuatan di luar
diri manusia yang diyakini dan dipercaya sebagai elemen yang dominan pada diri
manusia telah mengkristal menjadi suatu kekuatan yang menjadikan manusia itu
sebagai sesuatu yang bergantung secara spiritual, sehingga harus selalu
berhubungan secara rutin dan intensif.
Frederich Max
Muller mengintrodusir asal-usul dan kepercayaan umat manusia itu berkembang
dari polytheistic dan henotheistic menuju monotheistik. Teori selanjutnya
adalah aliran antropology evolusionisme dan psikologi evolusionisme.
Antropology evolusionisme pada dasarnya merupakan faham evolusi yang melihat
asal-usul agama dari aspek budayanya. Teori ini mendasarkan bahwa keyakinan
seseorang terhadap agamanya selaras dengan kemajuan budayanya. Aliran ini
beranggapan bahwa keyakinan atas suatu agama berkembang secara perlahan-lahan
menuju kesempurnaan.
Edward Burnett
Tylor berkeyakinan bahwa agama animisme merupakan keyakinan dasar bangsa
primitif yang merupakan bentuk sederhana dari kepercayaan umat manusia, sesuai
dengan isi karyanya, The Primitif Culture. Begitu juga menurut antropolog Emile
Durkheim. Menururt penganut aliran anthropology evolusionisme ini, pada
dasarnya sudah ada agama yang sederhana pada masyarakat primitif yang beraneka
ragamnya dari bentuk polytheisme, henotheisme, menuju dualism monoisme dan
pantheisme, hingga monotheisme.
2. Teori
Oer –Monotheisme
Teori ini berangkat dari fakta bahwa suku primitif pada awalnya
adalah penyembah Tuhan yang satu. Teori ini melakukan pandangan bahwa pada
mulanya monotheisme merupakan agama dasar yang telah manusia peluk. Kemudian,
selanjutnya terjadi perubahan menjadi henotheisme dan selanjutnya menjadi
polutheisme.
Perubahan ini pada dasarnya bergerak secara linear dan dipengaruhi
oleh kondisi geografik, antropologik, dan sosiologiknya yang pada akhirnya
terjadi penyimpangan dari aslinya. Teori ini bertentangan dengan teori evolusi,
ketika nampaknya terjadi perbedaan arah yang satu maju ke depan, dan yang lain
mundur ke belakang. Namun, titik persamaan keduanya beranggapan bahwa asal-usul
agama berasal dari bangsa primitif sebagai basic tumbuhnya agama-agama
masyarakat pada umumnya.
Andrew Lay, dalam karyanya berjudul “The Making Religion”
beranggapan bahwa monotheisme di kalangan bangsa primitif sudah lama ada.
Karena itu, teori ini menamakan Oer-Monotheisme, yang berarti kepercayaan
terhadap Tuhan yang satu yang sudah lama.
3. Teori
Relevasi
Kata relevasi berarti wahyu, berarti semua agama itu adalah
diwahyukan dari sumbernya, yakni Tuhan. Teori ini sependapat dengan
Oer-Monotheisme, karena relevasi juga mengakui Tuhan yang satu, hanya berbeda
dalam substansi sumbernya. Oer-Monotheisme cenderung mengaitkan dengan bangsa
primitive sebagai asal-muasalnya (the origin), sedangkan relevasi mengakui
doktrin monotheisme ini adalah dari kitab suci dan bersifat revelatif,
merupakan ajaran langsung daru Tuhan.
Tokoh teori ini adalah William Schmid, seorang katolik yang kuat
sebagai teolog. Ia menulis aryanya yang berjudul Der Ursprung der Gottesidee,
yang terdiri dari delapan jilid yang besar. Ia mengajukan teorinya tentang
revelasi yang dianggapnya berbeda dengan pendapat sebelumnya yang diwakili oleh
tokoh evolusi dan oer-monotheisme. Teori revelasi ini merupakan hasil
penelitiannya terhaap beberapa suku primitif yang ada di beberapa negara Asia.[8]
C.
Islam dan
Agama-agama Lain yang ada di Dunia
Agama-agama di duinia sangat banyak sekali namun di dalam
penelitian ini penulis hanya membahas beberapa agama saja yaitu:
1.
Islam
Agama Islam Itu
Suatu Agama Wahyu (Revealed Religion) Yang Disampaikan Oleh Nabi Muhammad (570-632
M) di Semenanjung Arabia Pada Awal Abad Ke-7 Masehi, di dalam masa dua puluh
tiga tahun (610-632 M).
Islam itu
bermakna : Penyerahan Diri. dimaksudkan ialah penyerahan diri sepenuhnya kepada
Allah Maha Esa di dalam tata kehidupan. Hal itulah yang dimaksudkan oleh firman
Allah di dalam Surah Zariyat ayat 56 Berbunyi :
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
Artinya: "Aku
Tidak Menciptakan Jin dan Manusia itu kecuali untuk menyembah kepada ku".
(Zariyat :56)[9]
Nama bagi agama itu diambil dan firman Allah di dalam Surah
Al-Maidah 3 berbunyi :
4tPöquø9$# àMù=yJø.r& öNä3s9 öNä3oYÏ àMôJoÿøCr&ur öNä3øn=tæ ÓÉLyJ÷èÏR àMÅÊuur ãNä3s9 zN»n=óM}$# $YYÏ 4 Ç`yJsù §äÜôÊ$# Îû >p|ÁuKøxC uöxî 7#ÏR$yftGãB 5OøO\b} ¨bÎ*sù ©!$# Öqàÿxî ÒOÏm§ ÇÌÈ
Artinya: Pada hari Ini Telah Kusempurnakan
untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah
Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang (Q.S. Al-Maidah:3)[10]
2.
Brahma atau Hindu
Brahmana adalah salah satu golongan karya atau warna dalam agama Hindu. Mereka adalah golongan cendekiawan yang menguasai
ajaran, pengetahuan, adat, adab hingga keagamaan. Pada zaman dahulu, golongan
ini umumnya adalah kaum pendeta, agamawan atau brahmin. Mereka juga disebut
golongan paderi atau sami. Kaum
Brahmana tidak suka kekerasan yang disimbolikan dengan tidak memakan dari
makluk berdarah (bernyawa). Sehingga seorang Brahmana umumnya menjadi seorang vegetarian. Brahmana adalah golongan
karya yang memiliki kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan baik pengetahuan suci
maupun pengetahuan ilmiah secara umum. Dahulu kita bertanya tentang ilmu
pengetahuan dan gejala alam kepada para brahmana.
Bakat alaminya
mampu mengendalikan pikiran dan perilaku, menulis dan berbicara yang benar,
baik, indah, menyejukkan dan menyenangkan. Kemampuan itu menjadi landasan untuk
menciptakan masyarakat, negara, dan umat manusia yang sejahtera dengan jalan
mengamalkan ilmu pengetahuannya,
menjadi manggala (yang dituakan dan diposisikan secara terhormat), atau dalam
keagamaan menjadi pemimpin upacara keagamaan.
3.
Budha
Agama Buddha atau Buddhisme adalah sebuah agama nonteistik atau filsafat
(Sanskrit: dharma; Pali: dhamma) yang
berasal dari anak benua India yang meliputi
beragam tradisi, kepercayaan, dan praktik spiritual yang sebagian besar
berdasarkan pada ajaran yang dikaitkan dengan Siddhartha
Gautama, yang secara umum dikenal sebagai Sang
Buddha (berarti "yang telah sadar"). Menurut tradisi Buddhis, Sang
Buddha hidup dan mengajar di bagian timur anak benua India dalam beberapa waktu
antara abad ke-6 sampai ke-4 SEU (Sebelum Era Umum)[2]. Dia dikenal oleh para umat
Buddha sebagai seorang guru yang telah sadar atau tercerahkan yang membagikan
wawasan-Nya untuk membantu makhluk hidup mengakhiri penderitaan mereka dengan
melenyapkan ketidak tahuan / kebodohan / kegelapan batin (moha),
keserakahan (lobha), dan kebencian / kemarahan (dosa).
Berakhirnya atau padamnya moha, lobha, dan dosa disebut dengan Nibbana[3]. Untuk mencapai Nibbana seseorang
melakukan perbuatan benar, tidak melakukan perbuatan salah, mempraktikkan
meditasi untuk menjaga pikiran agar selalu pada kondisi yang baik atau murni
dan mampu memahami fenomena batin dan jasmani.
4.
Yahudi
Agama
Yahudi percaya kepada Tuhan Yang Esa, tetapi Tuhan yang hanya khusus untuk Bani
Isra’il, bukan Tuhan untuk bangsa lain. Mereka tidak pernah menyebut nama
Tuhannya dengan langsung karena mungkin akan mengurangi kesucian-Nya. Olrh
sebab itu oarng Israel melambangkan-Nya dengan huruf mati YHWH, tanpa bunyi.
Lambang ini bisa dibaca YaHWeh atau Ye-Ho-We atau YeHoVah.
Menurut
Harun Nasution, dalam bukunya Filsafat Agama, menyatakan bahwa ajaran keesaan
Tuhan menurut Yahudi adalah hasil perkembangan dari kepercayaan yang henoteis
menuju kepercayaan yang mengakui keesaan Tuhan.[11]
Kitab agama yahudi adalah Taurat artinya “hukum” atau “pengajaran”.
5. Konghuchu
Agama Khonghucu, tepatnya disebut
Ru Jiao, sudah ada 2000 tahun sebelum Nabi Khongcu lahir. Para raja dan rakyat
harus menjalankan upacara agama dan menjunjung tinggi moralitas seperti yang
diajarkan oleh para luhur raja. Nabi Khongcu lahir pada tahun 551 SM. Ia
ditugaskan oleh Tuhan untuk menata kembali tata upacara agama Ru Jiao dan
mengajarkan kepada raja dan rakyat Tiongkok tentang spiritual dan moral agar
rakyat Tiongkok hidup lebih sejahtera dan damai. Pada waktu itu di Tiongkok
terjadi perpecahan yang menjadikan negeri Tiongkok kacau balau. Para kepala
daerah ingin menjadi raja, mereka saling berperang berebut wilayah. Zaman itu
disebut zaman Chun Qiu ( Musim Semi dan Musim Gugur).
Nabi Khongcu mendirikan sekolah
yang menampung murid sebanyak 3000 orang. Setelah para murid itu pandai banyak
yang mendirikan sekolah meneruskan ajaran Nabi Khongcu. Namun, ada juga murid
yang mendirikan sekolah dengan aliran lain. Pada waktu itu muncul aliran yang
bermacam-macam di Tiongkok, bakan ada aliran yang bertentangan dengan ajaran
Nabi, antara lain aliran Mohist yang didirikan oleh Mo Zi.
Dua tokoh besar yang meneruskan
ajaran Rujiao yaitu Meng Zi atau Mencius (371-289 SM) dan Xun Zi (326-233 SM).
Kedua tokoh ini memang mengajarkan ajaran Rujiao dari Kong Zi, namun mereka
mempunyai perbedaan pendapat dalam beberapa hal karena mereka hidup dalam
situasi negara Tiongkok yang berbeda. Meng Zi hidup pada saat awal kekacauan
muncul, sedangkan Xun Zi lahir saat kekacauan itu sudah memuncak.
6.
Kristen
Agama Kristen termasuk salah satu
dari agama Abrahamik yang berdasarkan hidup, ajaran,
kematian dengan penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan Yesus dari
Nazaret ke surga, sebagaimana dijelaskan dalam Perjanjian Baru, umat Kristen meyakini bahwa Yesus adalah Mesiasyang dinubuatkan dalam dari Perjanjian Lama (atau Kitab suci Yahudi).
Kekristenan adalah monoteisme, yang percaya akan tiga pribadi (secara teknis dalam
bahasa Yunani hypostasis) Tuhan atau Tritunggal.
Tritunggal dipertegas pertama kali pada
Konsili Nicea Pertama (325) yang dihimpun oleh Kaisar Romawi Konstantin I.
Pemeluk agama Kristen mengimani bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat, dan
memegang ajaran yang disampaikan Yesus Kristus. Dalam kepercayaan Kristen,
Yesus Kristus adalah pendiri jemaat (gereja) dan kepemimpinan gereja yang abadi (Injil Matius 16: 18-19)
Umat Kristen juga percaya bahwa Yesus
Kristus akan datang untuk kedua kalinya sebagai Raja dan Hakim akan dunia ini.
Sebagaimanaagama Yahudi, mereka menjunjung ajaran moral
yang tertulis dalam Sepuluh
Perintah Tuhan.Kata Kristen sendiri memiliki arti "pengikut
Kristus atau "pengikut Yesus". Murid-murid Yesus Kristus untuk
pertama kalinya disebut Kristen ketika mereka berkumpul di Antiokia (Kisah Para Rasul 11: 26b).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Agama adalah kepercayaan akan adanya
Tuhan Yang Maha Esa dan hukum yang diwahyukan kepada utusan-Nya untuk
kebahagiaan hidup manusia didunia dan Akhirat.
Asal usul agama, yaitu : Pertama bersumber pada
ajaran-ajaran agama wahyu; Kedua, Tinjauan teoritis yang lebih menitik
beratkan pada tinjauan antropologis, sosiologis, historis maupun psikologis
yang intinya sama.
Agama-agama di duinia sanagat banayak sekali namun di dalam penelitian
ini penulis hanya membahas beberapa agama saja yaitu :
1.
Islam
2.
Brahma atau Hindu
3.
Budha
4.
Yahudi
5. Konghuchu
6. Dll
B.
Saran
1.
Dengan
adanya pembahasan Islam dan agama-agama lain di dunia ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui serta
dapat memahami tentang Agama.
2.
Jika
terdapat kesalahan baik teknik penulisan maupun materi yang masih belum lengkap
penulis sangat berharap adanya saran serta kritikan demi sempurnanya makalah
ini baik dari dosenmaupun forum diskusi.
DAFTAR PUSTAKA
Depertemen Agama RI. (2008). Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Cv Penerbit Diponegoro.
Ghazali
, Adeng Muchtar. (2005). Ilmu Studi Agama.
Bandung : CV Pustaka Setia.
Ghazali,
Adeng Muchtar. (2004). Agama dan Keberagaman dalam Konteks Perbandingan Agama,
Bandung : CV Pustaka Setia.
Google. http://www.adheb.info/2011/12/sejarah-agama-agama.html#.V-qdHNxOIuE. (26 September 2016, jam 23:21 WIB)
Manaf ,
Mudjahid Abdul, (1994). Sejarah
Agama-Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
[1]Adeng Muchtar
Ghazali, Agama dan Keberagaman dalam Konteks Perbandingan Agama, (Bandung
: CV Pustaka Setia, 2004), h. 23
[4]Adeng Muchtar
Ghazali. Ilmu Studi Agama. (Bandung
: CV Pustaka Setia, 2005). h. 20
[7]
Adeng Muchtar
Ghazali, Op. Ci, h. 32
[8]Google. http://www.adheb.info/2011/12/sejarah-agama-agama.html#.V-qdHNxOIuE.
(26 September 2016, jam 23:21 WIB)
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »